Rabu, 10 September 2014

Budidaya Gaharu

Menjual Bibit Gaharu ( Agarwood) Aquilaria Malaccensis asli kalimantan.

Siap melayani pemesanan untuk seluruh wilayah Indonesia. stok kami

saat ini ada 500000 bibit

Spesifikasi Harga Bibit Gaharu untuk pembelian langsung ke lokasi kami : 

1. Tinggi 20 cm - 60 cm Rp. 2.400, -/ bibit ( polibag) 
2. Tinggi 5 cm - 15 cm Rp. 1.000, -/ bibit ( non polibag) 
3. Biji Gaharu Rp. 600.000, -/ kg( kunjungi website kami untuk update info harga terbaru) 
http: / / www.bibitgaharu.info
Contact: 082153350119

Gaharu adalah gumpalan berbentuk padat, berwarna coklat kehitaman sampai hitam dan berbau harum yang terdapat pada bagian kayu atau akar dari jenis tumbuhan penghasil gaharu yang telah mengalami proses perubahan kimia dan fisika akibat terinfeksi oleh sejenis jamur (Siran, 2011). Menurut Sitepu, et al. (2011) mengatakan bahwa gaharu (dalam Bahasa Inggris dikenal dengan namaagarwood atau eaglewood) adalah kayu resin yang bernilai komersial tinggi karena digunakan sebagai dupa, bahan aditif minyak wangi, dan minyak esensial untuk kegiatan keagamaan, budaya, bahkan kegiatan sehari-hari. Gaharu merupakan produk hasil hutan bukan kayu (HHBK) yang memiliki nilai ekonomi sangat tinggi dibandingkan produk HHBK lainnya, sehingga sangat potensial untuk dikembangkan. Harga pasar gaharu bervariasi tergantung mutunya, mulai dari 300 ribu rupiah hingga 25 juta rupiah (Sumarna, 2005). Bahkan saat ini harga gaharu dapat mencapai 150 juta rupiah untuk mutu super king.
Pada prinsipnya pemanfaatan gaharu adalah untuk pengobatan, incense, dan parfum (Barden, et al., 2000). Incense gaharu digunakan dalam ritual kepercayaan dan upacara-upacara religious keagamaan, sebagai pengharum ruangan, sembahyang serta benda-benda rohani seperti rosario dan tasbih (Barden, et al., 2000). Sementara itu dalam bidang pengobatan gaharu digunakan sebagai analgesic dan inti imflamantory dan diketahui bermanfaat untuk mengatasi berbagai penyakit seperti sakit gigi, ginjal, rematik, asma, diare, tumor, liver,diuretic, hepatitis, kanker, cacar, malaria, obat kuat pada masa kehamilan dan bersalin, juga memiliki sifat anti racun, anti mikroba, stimulant kerja saraf dan pencernaan (Heyne, 1987).
Keberadaan pohon penghasil gaharu di alam semakin menipis sebagai akibat perburuan yang agresif dan tidak bijaksana. Cara ini telah mengancam kelestarian pohon gaharu di habitat alaminya. Oleh karena itu, untuk mencegah punahnya pohon penghasil gaharu maka sejak tahun 1994 Aquilaria dan Gyrinops, dua genus pohon penghasil gaharu terpenting telah masuk ke dalam daftar CITES (the Convention on the International Trade in Endangered Species of Wild Flora and Fauna). Appendix II TRAFFIC-CITES-CoP13 Prop.49 (2004) telah mencatat terdapat 24 jenis yang termasuk dalam genus Aquilaria dan 7 jenis dalam Gyrinops. Kedua genus ini dapat ditemukan menyebar secara alami paling tidak di 12 negara, termasuk Bangladesh, Butan, Kamboja, Indonesia, Lao PRD, Malaysia, Myanmar, Filipina, Thailand, Vietnam, dan Papua New Guinea (Barden, et al., 2000). Untuk mengantisipasi kemungkinan punahnya pohon penghasil gaharu sekaligus pemanfaatannya secara lestari, maka perlu dilakukan upaya konservasi dan budidaya serta rekayasa produksi untuk mempercepat produksi gaharu dengan teknologi induksi atau inokulasi (Situmorang, 2009).
Permintaan konsumen (buyer) terhadap gaharu terus semakin meningkat karena banyaknya manfaat gaharu tersebut. Namun, tingginya permintaan gaharu belum dapat dipenuhi terutama untuk tujuan ekspor yang dikarenakan oleh kurangna bahan baku. Hal ini banyak dikeluhkan oleh beberapa eksportir gaharu di Indonesia. Ekspor untuk pasar Timur Tengah sebagai contoh mengalami penurunan dari 67.245 kg pada tahun 2005 menjadi 39.400 kg pada tahun 2006 (Wiguna, 2006).  Penurunan kemampuan ekspor gaharu Indonesia tersebut sangat berpengaruh terhadap perkembangan harga gaharu, baik di pasar dunia maupun di tingkat pengumpul. Kenaikan harga gaharu terus meningkat dan makin tajam hingga mencapai Rp. 10 juta/kg pada tahun 2000 dan meningkat lagi hingga mencapai Rp. 30 juta/kg pada tahun 2005 (Wiguna, 2006). Bahkan pada saat ini menurut keterangan beberapa pelaku pasar, harga per kilogram gaharu telah mencapai Rp. 150 jt (Sasmuko, 2011).
Secara garis besar proses pembentukan gaharu dapat terjadi secara alami dan buatan, keduanya berkaitan dengan proses patologis akibat adanya luka pada batang, cabang, atau ranting pohon penghasil gaharu. Luka tersebut menyebabkan pohon terinfeksi oleh penyakit (bakteri, virus, cendawan) yang diduga dapat mengubah pentosan atau selulosa menjadi resin atau gaharu (Siran, 2011). Namun, pembentukan gaharu secara alami sulit dipantau dan dipastikan. Oleh karena itu, agar dapat mengamati secara langsung dan dipastikan terjadinya proses pembentukan gaharu dapat dilakukan rekayasa yaitu dengan cara inokulasi cendawan pada pohon penghasil gaharu. Kegiatan rekayasa pembentukan gaharu dengan cara inokulasi telah banyak dilakukan oleh banyak pihak dengan teknik yang bermacam-macam dan jenis inokulan yang bervariasi.
Pembentukan gaharu biasanya ditandai dengan perubahan warna kayu di sekitar daerah yang luka. Hal tersebut didukung oleh Sumadiwangsa (1999) dalam Rahayu, et. al.  (2009) menyatakan bahwa terjadinya perubahan warna kayu putih menjadi cokelat sampai kehitaman merupakan gejala awal dari pembentukan senyawa gaharu. Namun perubahan warna kayu juga dapat terjadi sebagai hasil oksidasi pada daerah yang terluka. Secara umum keberhasilan inokulasi dapat dipengaruhi oleh empat faktor yaitu kondisi iklim setempat, kondisi pohon, jenis inokulan dan metode inokulasinya (Sasmuko, 2011).

Bibit gaharu Palangkaraya

jual bibit gaharu/anakan gaharu/biji gaharu

Menjual Bibit Gaharu ( Agarwood) Aquilaria Malaccensis asli kalimantan.

Siap melayani pemesanan untuk seluruh wilayah Indonesia. stok kami

saat ini ada 500000 bibit

Spesifikasi Harga Bibit Gaharu untuk pembelian langsung ke lokasi kami : 

1. Tinggi 20 cm - 60 cm Rp. 2.400, -/ bibit ( polibag) 
2. Tinggi 5 cm - 15 cm Rp. 1.000, -/ bibit ( non polibag) 
3. Biji Gaharu Rp. 600.000, -/ kg( kunjungi website kami untuk update info harga terbaru) 
http: / / www.bibitgaharu.info
Contact: 085247232226

bibit gaharu Aquilaria Malaccensis, Aquilaria Microcarpa asli kalimantan bibit gaharuh dari indukan yg sudah berumur 50 thun siap antar seluruh Indonesia tinggi 20 sampai 50 cm harga 2000 / bibit stok kami saat ini ada 700 rb dan anakan tinggi 5 sampai 15 cm harga 1200 / bibit /buah biji gaharu harga Rp 600 rb per kg dan macam macam agarwood berbagai jenis dan kualitas hp 082153350119

 Di Buka  Kaplingan kebun gaharu  penanaman hinga panen 2014

Hanya untuk  50  kapling gaharu luas 1000 m2 SHM

Dengan sistem keridit  selama 80 bulan x  Rp 1.200.000

Uang muka Rp 10.000.000 harga cash Rp  104.000.000

Jumlah pohon gaharu 200 pokok untuk  kebun 1000 m2

Asumsi  satu pohon gaharu mendapatkan 3 juta anda punya

Potensi Rp 600.000 juta dalam satu priode

Dari  harga di atas anda sebagai pemilik kebun telah mendapatkan

1.Jasa penanaman , Penjagaan  dan perawatan sampai kebun siap

    Siap panen umur 6 sampai dengan 9 tahun

2.pupuk /herbisida dan tenaga pemupukan sesuai jadwal kebutuhan

   Sampai Dengan kebun gaharu siap panen umur 6 sampai dengan 9 tahun

3. Laporan perkembangan setiap 6 bualan , kami akan membeli hasil panen

   Gaharu  dari kebun anda dengan harga sesuai dengan harga pasar yang ber

   Laku pada waktu panen

4. kerjasama inokulasi dengan perusahaan dengan sistem 25  % perusahaan

    75 % pemilik kebun gaharu 

GAHARU merupakan tanaman yang mempunyai nilai ekonomi yang sangat tinggi, sehingga sangat tepat apabila dikembangkan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat IndonesiaHampir semua bagian pohon gaharu ini dapat dimanfaatkan untuk bahan baku produk, praktis tidak ada bagian yang terbuang. Kayu gaharu yang terinfeksi atau disebut gubal mempunyai nilai jual yang sangat tinggi, sementara gubal gaharu kualitas rendah dapat disuling untuk produksi minyak dengan harga yang sangat menjanjikan. Daun gaharu dapat dimanfaatkan untuk pembuatan teh gaharu. Turunan produk gaharu pun semakin hari semakin meningkat variasinya, menempatkan pohon gaharu sebagai pohon industri. Manfaat gaharu diantaranya adalah pewangi rungan, bahan baku industri parfum ekslusif, bahan baku industri kosmetika, bahan baku untuk bahan obat (kanker, asmatik, perangsang, dll), bahan HIO (untuk ritual agama hindu, budha dan Kong Hu Chu), bahan Kohdoh (jepang), serta daunnya dimanfaatkan untuk teh hijau (agarwood tea). Harga gubal gaharu bervariasi tergantung grade(kualitas), harga gubal gaharu grade super di pasar lokal mencapai Rp 25 jt/kg, sedangkan harga terendah Rp 50 ribu/kg untuk kayu gaharu yang tidak mengandung resin sama sekali.
Negara potensial pemakai gaharu (pengimpor) adalah Saudi Arabia, Kuwait Yaman, United Emirat, Turki, Singapura, Jepang, dan Amerika. Kebutuhan gaharu dari tahun ke tahun terus meningkat berbanding lurus dengan harganya. Sementara stok gaharu alam semakin menurun akibat ditebang terus-menerus tanpa diimbangi penanaman. Kebutuhan gaharu dunia terus meningkat sehubungan dengan semakin meningkatnya pemanfaatan gaharu terutama untuk obat-obatan di China. Kebutuhan obat merupakan kebutuhan pokok umat manusia, yang keberadaanya sangat dibutuhkan manusia.
Indonesia merupakan salah satu Negara penghasil gaharu terbesar di dunia, namun saat ini potensinya menurun, bahkan gaharu sudah menjadi jenis yang langka ditemukan. Beberapa jenis pohon penghasil gaharu sebagian besar termasuk dalam famili Themeleaceae, terutama dari genus Aquilaria dan Gyrinops, yang dapat menghasilkan gubal gaharu dengan kualitas terbaik (harga tinggi). Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam penanaman gaharu diperlukan pengetahuan yang memadai dalam bidang silvikultur (teknik budidaya) dan teknologi untuk mempercepat mendapatkan gubal gaharu (inokulasi). Tanpa mengetahui kedua masalah tersebut diatas, rasanya sulit untuk mendapatkan hasil gaharu yang memuaskan. Perlu diketahui bahwa tidak semua pohon gaharu menghasilkan gubal gaharu, hanya pohon yang terinfeksi cendawan tertentu saja yang dapat menghasilkan gubal gaharu. Sehingga secara alami pohon gaharu yang dapat menghasilkan gubal, prosentasenya sangat kecil, Oleh karena itu diperlukan teknologi inokulasi untuk mempercepat terbentuknya gubal gaharu. Ayo lestarikan hutan Indonesia demi generasi mendatang.
Salam membangun bangsa